Halaman

Minggu, 08 Juli 2012

Air Susu Ibu Merupakan Hak Bayi

Hak Bayi
  1. 1000 hari pertama kehidupan anak dimulai dari kehidupan janin selama 9 (sembilan) bulan dikandungan hingga seorang anak berusia 2 (dua) tahun.
  2. Saat anak dalam kandungan dan saat anak berusia 2 tahun terjadi fase tumbuh otak yang paling cepat dan kritis, disebut dengan golden years (masa emas). Jika terjadi kekurangan gizi pada fase ini maka akan berdampak pada gangguan permanen pada perkembangan kecerdasan anak.
  3. Bayi yang disusui oleh ibunya belajar mengendalikan jumlah ASI dan kalori yang dikonsumsinya dibandingkan bayi yg minum dengan botol, yg biasanya lebih sering “ditarget” untuk menghabiskan isi botol sekalipun telah merasa kenyang.

Sebaiknya Ibu langsung menyusui Bayi dan Anaknya dari payudara


Tanda Perlekatan yang baik
Ketika posisi yang nyaman sudah di dapat, pastikan bayi membuka mulutnya dengan lebar. Langkah ini penting karena bila bayi hanya mendapat puting saja maka bayi tidak mendapat ASI cukup dan puting ibu akan lecet. Pastikan sebagian besar aerola (area gelap sekitar puting) masuk ke dalam mulut bayi dengan aerola bagian atas terlihat lebih banyak dibanding bagian bawah. Bibir bawah bayi harus terpuntir keluar , di mana mulut bayi akan terlihat seperti mulut ikan. Terakhir dagu menempel pada payudara agar hidung bayi tetap dapat bernapas. Jika semua berjalan dengan baik, maka bayi akan mendapat ASI secara maksimal. Tentunya butuh beberapa kali latihan sampai  akhirnya ibu dan bayi menjadi mahir. Yang terpenting selalu rileks dan sabar agar ibu dan bayi bisa sama-sama merasa nyaman dalam kegiatan yang menyenangkan ini.
Dasar Hukum

UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 129
(1) Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 Tentang  Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif


PP no. 33 tahun 2012
Pasal 6
Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi yang dilahirkannya.


Pasal 7
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tidak berlaku dalam hal terdapat:
  1. Indikasi medis;
  2. Ibu tidak ada; atau
  3. Ibu terpisah dari bayi.
Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.
Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.  Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan antara lain adalah penurunan angka kematian Bayi dan peningkatan status gizi masyarakat. Indonesia saat ini masih menghadapi masalah gizi ganda yaitu kondisi dimana disatu sisi masih banyaknya jumlah penderita gizi kurang, sementara disisi lain jumlah masyarakat yang mengalami gizi lebih cenderung meningkat. Masalah gizi ganda ini sangat erat kaitannya dengan gaya hidup masyarakat dan perilaku gizi. Status gizi masyarakat akan baik apabila perilaku gizi yang baik dilakukan pada setiap tahap kehidupan termasuk pada Bayi.  
Pola pemberian makan terbaik untuk Bayi sejak lahir sampai anak berumur 2 (dua) tahun meliputi:
  1. memberikan ASI kepada Bayi segera dalam waktu 1 (satu) jam setelah lahir; 
  2. memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai umur 6 (enam) bulan. Hampir semua ibu dapat dengan sukses menyusui diukur dari permulaan pemberian ASI dalam jam pertama kehidupan Bayi.
Hasil Riskesdas 2010


Menunjukkan status gizi katagori kurus terjadi pada 13,3% anak balita, 12,2% anak sekolah (6-12 tahun) dan 10,1% pada remaja (13-15 tahun) dan 8,9% (16-18 tahun). Sementara itu kegemukan terjadi 14% pada anak balita, 9,2% pada anak sekolah (6-12 tahun), 2,5% pada remaja (13-15 tahun) dan 1,4% (16-18 tahun) dan 21,7% (>18 tahun).
Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi.
ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula[12][13]. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI[14]. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
  1. Kurang sering menyusui atau memerah payudara
  2. Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
  3. Struktur mulut dan rahang yang kurang baik
  4. Teknik perlekatan yang salah
  5. Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
  6. Jaringan payudara hipoplastik
  7. Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
  8. Kurangnya gizi ibu
Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar